Thursday 26 February 2015

Kemampuan Verbal

Menurut Lwin (2008:11-12), kemampuan verbal merupakan kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis. Sejalan dengan pendapat tersebut, Andarini (2012:96) juga mengungkapkan bahwa kemampuan verbal merupakan kemampuan mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan makna dari pesan berupa simbol dan gambar.  
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi kemampuan verbal adalah mampu berkomunikasi menggunakan kata-kata secara lisan maupun tulisan untuk menyampaikan suatu makna dari suatu pesan berupa simbol dan gambar.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan verbal dapat dilakukan melalui tes bakat (Aptitude test). Tes bakat adalah tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan khusus atau spesial seseorang yang  disebut dengan bakat pada bidang-bidang tertentu. Salah satu diantara beberapa tes bakat yang ada adalah Differential Aptitude Test (DAT). DAT digunakan untuk mengukur kemampuan-kemampuan siswa pada tingkat 7-12 dan dewasa. Tes DAT terdiri atas 7 tes, yaitu: Tes kemampuan verbal (Verbal reasoning test), tes kemampuan numerik (Numerical ability test), tes penalaran (Abstract reasoning test), tes pola (Space relation test), tes pengertian mekanik (Mechanical reasoning test), tes cepat teliti (Clerical speed and Accuracy test), dan tes pemakaian bahasa (Language usage) (Gregory, 2000:275-276). Sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan maka dari tujuh subtes DAT yang dipilih adalah tes kemampuan verbal (Verbal reasoning test).
Tes kemampuan verbal adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang dimiliki oleh seseorang, baik secara lisan maupun tulisan, serta untuk mengukur sejauh mana seseorang memahami hal-hal yang dibicarakan. Intelegensi seseorang sangat berkaitan erat dengan kemampuan verbal. Semakin banyak informasi yang diketahui, semakin tinggi intelegensi, wawasan, dan pengetahuan orang tersebut. Tes kemampuan verbal sangat bergantung pada kemampuan bahasa dan tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak perbendaharaan katanya dan semakin bertambah pula tingkat intelegensinya (Budiman,2009:10).
Kekuatan tes kemampuan verbal ini adalah untuk mengerahkan pikiran dalam mengolah kata. Kemampuan verbal sering dihubungkan dengan karir kebahasaan, yang melibatkan kemampuan mencari kata-kata yang dituturkan maupun kata-kata yang tertulis. Ini penting sekali untuk dikuasai dalam setiap kajian akademik (Wijanarko, 2009:12).
Komponen-komponen tes kemampuan verbal menurut Budiman (2009: 11-16) adalah persamaan kata (sinonim), lawan kata (antonim), kelompok kata, dan padanan hubungan kata (analogi). Wijanarko (2009:12-17) juga menyampaikan komponen-komponen  tes kemampuan verbal yang serupa, yakni padanan kata (sinonim), lawan kata (antonim), padanan hubungan kata (analogi), dan pengelompokkan kata.
Berdasarkan seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan verbal adalah kemampuan untuk untuk berkomunikasi menggunakan kata-kata baik lisan maupun tulisan dengan beberapa komponen yakni persamaan kata (sinonim), lawan kata (antonim), kelompok kata, dan padanan hubungan kata (analogi).
Bentuk tes kemampuan verbal yang digunakan adalah tes objektif. Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.  Tes objektif terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol (Marhaeni, 2012:77-78).

Tipe tes objektif yang digunakan untuk tes kemampuan verbal adalah pilihan ganda (multiple choice). Tes pilihan ganda adalah tes yang memuat serangkaian informasi yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya adalah dengan jalan memilih dari berbagai alternatif pilihan yang sudah disediakan. Bentuk tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang paling umum digunakan dalam penelitian. Ada empat variasi yang masuk dalam pilihan ganda tersebut yakni: 1) pilihan ganda biasa, 2) asosiasi, 3) hubungan antar hal, dan 4) menjodohkan.  Dari keempat variasi tes pilihan ganda, yang digunakan untuk tes kemampuan verbal adalah tes pilihan ganda biasa. Tes pilihan ganda biasa yang dimaksud adalah tes pilihan ganda tanpa modifikasi apapun dan terdiri dari empat alternatif jawaban (A, B, C, dan D) (Uno dan Satria, 2012:113).

Daftar Rujukan
Andarini, Tri dkk. 2012. “Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Melalui Media Flipchart dan Video Ditinjau Dari Kemampuan Verbal dan Gaya Belajar”. Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893, Vol 1, No. 2, 2012 (hal 93-104).

Budiman, Arief. 2009. Panduan Psikotes. Bandung: CV Pustaka Grafika.

Gregory, Robert J. 2000. Third Edition Psychological Testing: History, Principles, and Applications. United States of  America: Allyn and Bacon Inc.
Lwin, May dkk. 2008. How to Multiply Your Child’s Intelegency: Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT. INDEKS.

Marhaeni, A.A.I.N. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sulistyowati, Enny. 2008. Uji IQ untuk Anak SD Kelas 4-6. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wijanarko, Teguh. 2009. Psikotes Terbaru dan Terlengkap. Yogyakarta: Idea Publishing.

No comments:

Post a Comment